Jumat, 21 September 2007

Sistem Informasi


Penyusunan DSS Informasi dan Pengendalian Ketahanan Pangan Jawa Tengah Buat halaman ini dlm format PDF Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
Kamis, 07 Desember 2006

Tahun Penelitian 2003

Informasi dan pengendalian ketahanan pangan di tingkat provinsi merupakan masalah strategis dengan isu lintas sektoral (cross cutting issue) yang melibatkan: Badan Bimbingan Masal Ketahanan Pangan (BBMKP), Dolog, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Bappeda Tk I dan II, Dinas Pengairan, dan instnasi terkait lainnya dengan implikasi sangat luas. Padahal dinamika ketahanan pangan harus dipantau dan dilaporkan secara reguler oleh BBMKP ke Gubernur dengan pendekatan kuantitatif yang terukur (measurable). Mengingat banyak instansi terkait dalam ketahan pangan. maka diperlukan alat bantu pengambilan keputusan (decission support system) yang cepat, akurat, murah, dan dapat diperbaruhi (updateable) agar masalah ketahanan pangan dan pengendaliannya dapat dideteksi dan diantisipasi lebih dini, sehingga resiko yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.

Penggunaan citra satelit Landsat ETM dengan resolusi 30x30 meter dengan interval perekaman 16 hari sekali yang runtut waktu (real time) untuk memantau perubahan: luas sawah, luas tanam dan luas panen serta produktivitasnya menurut ruang dan waktu di setiap kecamatan yang dihubungkan dengan informasi jaringan irigasi, fasilitas jalan secara otomatis (computerize) memungkinkan Gubernur/Bupati/Walikota sebagai pengambil kebijakan dapat mengetahui kondisi produktivitas lahan dan kendalanya. Lebih jauh dengan tersedianya alat bantu pengambilan keputusan yang operasional, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dapat membangun ”Pusat Koordinasi Informasi dan Pengendalian Ketahanan Pangan Jawa Tengah” sesegera mungkin pada tahun 2003. Fungsi utama Pusat Koordinasi ini adalah untuk memberikan masukan bagi instansi terkait dalam proses perencanaan, penyediaan, produksi, perdagangan, dan peredaran pangan demi terwujudnya ketahanan pangan di Jawa Tengah. Bagi petani dengan sistem informasi ini, maka skenario peningkatan produksi pangan dapat difokuskan ke lokasinya.

Penggunaan fasilitas internet untuk menyebarluaskan informasi pangan dari pengambil kebijakan kepada instansi terkait selain cepat dan murah, dapat digunakan untuk saling tukar-menukar informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Agar dapat diambil keputusan yang tepat, sangat diperlukan data historis dan aktual untuk berbagai data, seperti sosial ekonomi, kependudukan, pertanian, perkebunan, peternakan yang lengkap seluruh wilayah. Sistim informasi dengan data yang lengkap dan akurat dapat menjadi dasar untuk menyusun sistem pengambilan kebijakan untuk pengendalian ketahanan pangan.

Secara operasional pengembangan sistem informasi ketahanan pangan Jawa Tengah yang berbasis web meliputi 4 bagian utama, yaitu:

  1. Penyiapan/inventarisasi data; Kegiatan penyiapan data difokuskan untuk menginventarisasi segala data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian pengembangan sistem database sawah Jawa Tengah,
  2. DSS development; Pada tahap ini semua informasi harus saling terintegrasi sehingga memberikan kemudahan bagi pengguna untuk menampilkan data ataupun untuk melakukan analisis dan interpretasi. Setelah data terkumpul di dalam database, dilakukan pengolahan data agar diperoleh informasi yang dalam hal ini berkaitan dengan ketahanan pangan Jawa Tengah,
  3. Penyusunan prototipe sistem informasi berbasis web. yang meliputi Software dan Hardware, (b) Web Design, (c) Web Programming, dan
  4. Launcing: agar data dan informasi yang ada di dalam sistem. dapat diakses oleh instansi atau pengguna di luar BBMKP.

Tujuan penelitian ini adalah membangun sistim informasi ketahanan pangan sebagai alat bantu pengambilan keputusan (decission support system) yang cepat, akurat, murah, dan dapat diperbaharui (updateable) untuk mengantisipasi masalah ketahanan pangan.

Pada kegiatan ini telah dibangun sistem informasi ketahanan pangan Provinsi Jawa Tengah (Gambar 1). yang merangkum data dari berbagai instansi terkait seperti BPN, BAPPEDA, BPS, DIPERTA, DOLOG, BAKOSURTANAL, LAPAN, BIOTROP, TRFICC/USA, dan BMG. Data tabular, spasial vektor dan spasial image telah diintegrasikan di dalam sistem ini, untuk meningkatkan analisis dan interpretasi masalah ketahanan pangan di Jawa Tengah, terutama yang berkaitan dengan luas sawah pada level kecamatan, kabupaten, maupun provinsi.

Selain sistem informasi ketahanan pangan, telah dilakukan pemantauan mengenai trend perubahan penggunaan lahan dari tahun lima tahun terakhir. Pada banyak tempat, kasus yang sering terjadi adalah perbahan lahan sawah ke non sawah, misalnya ke pemukiman ataupun ke lahan kering untuk pertanian. Distribusi perubahan tersebut dapat dideteksi sampai level kecamatan, sehingga tindakan antisipasi laju perubahan lahan ini dapat dilakukan dengan metode dan lokasi yang tepat.

Estimasi produksi dua atau tiga bulan ke depan, dilakukan dengan melakukan pemantauan luasan padi berdasarkan fase pertumbuhan, terutama fase generatifnya (data satelit) dan dikalikan dengan rata-rata produktivitasnya (BPS). Bila pemantaun ini dilakukan sesering mungkin, maka kondisi persediaan padi masa datang dapat diestimasi sehingga tindakan ketahanan pangan tentang pengadaan, kebutuhan, dan distribusi dapat dilakukan sedini mungkin.

Halaman depan web sistem informasi ketahanan pangan

DSS atau sistem penunjang keputusan merupakan alat bantu berbasis komputer bagi para pengambil kebijakan di dalam mengambil keputusan atau rekomendasi. Sistem ini memadukan antara data model dan kebutuhan pengguna. sehingga tercapai tidaknya tujuan yang dikehendaki pengguna terletak pada keakuratan data dan ketepatan model yang dipilih.

Berkaitan dengan sistem informasi ketahanan pangan Jawa Tengah sistem ini sangat membantu karena data yang ditangani sangat banyak (sekitar 50 parameter per kecamatan) dan integrasinya dengan data spasial membantu pengambil kebijakan untuk mengetahui kondisi wilayah atau antar wilayah dengan mudah. Oleh karena itu banyak model DSS yang dapat dikembangkan dengan sistem informasi ini.

Disain DSS ini diarahkan untuk mengetahui rekomendasi produksi padi setiap kecamatan melalui perhitungan parameter sebagai berikut: kebutuhan beras (bulan ini), sisa stok beras (bulan lalu), produksi beras (bulan ini), total persediaan beras (bulan ini), sisa stok beras (bulan ini), prediksi produksi padi (dua bulan ke depan), dan kebutuhan produksi padi (per bulan).

Keluaran penelitian ini adalah satu paket sistim informasi ketahanan pangan berbasis Web. yang berisikan (a) informasi data produksi/produktivitas sawah irigasi yang memiliki akurasi/reliabilitas tinggi, (b) sistem basis data produksi berbagai komoditas, (c) luas penggunaan lahan dan perubahannya se Provinsi Jawa Tengah.

Dampak hasil penelitian ini dapat dipantau. karena dengan penelitian ini akan ada peningkatan dalam hal: (a) kecepatan di dalam mencari informasi pangan sampai level kecamatan, sehingga dapat membantu mempercepat perhitungan kebutuhan, pengadaan, dan distribusi pangan; (b) reliabilitas estimasi luas dan produksi pangan (khususnya padi), sehingga dapat digunakan sebagai opsi kedua setelah BPS dalam perhitungan pengadaan pangan; dan (c) ketepatan luas dan penggunaan lahan dan trend perubahannya, sehingga kebijakan untuk mengantisipasi laju perubahan lahan pertanian ke non pertanian dapat dilakukan sedini mungkin.

Tidak ada komentar: